ANALISIS AKURASI KODE DIAGNOSIS UTAMA BERDASARKAN ICD-10PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPTRIWULAN I DI RUMAH SAKIT UMUM JATI HUSADA KARANGANYAR TAHUN 2011

Ari Murtisari, Sri Sugiarsi

Abstract


ABSTRAK

Latar Belakang :Keakuratan kode dipengaruhi oleh penetapan atau penentuan diagnosis pasien. Apabila dalam mengode diagnosis tidak akurat maka akan berpengaruh pada jumlah kasus dalam pembuatan laporan morbiditas, mortalitas serta penghitungan berbagai angka statistik rumah sakit. Dalam hal ini dibutuhkan diagnosis yang jelas dan terbaca dari dokter yang bertanggungjawab dengan beberapa informasi tambahan yaitu mengenai What, Why, Who, Where, When (5W), How (1H) untuk menghasilkan kode yang akurat.Berdasarkan survei awal di Rumah Sakit Umum Jati Husada bahwa terdapat ketidakakuratan kode diagnosis utama pada 17 dokumen rekam medis rawat inap sebesar 58.34 %. Tujuan penelitian adalah mengetahui keakuratan kode diagnosis utama pada dokumen rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Jati Husada Karanganyar Tahun 2011.

Metode Penelitian : Jenis penelitian diskriptif dengan pendekatan retrospektif. Metode pengumpulan data adalah observasi. Variabel penelitian yaitu akurasi kode diagnosis utama berdasarkan ICD-10. Populasi penelitian yaitu dokumen rekam medis pasien rawat inap pada Triwulan I tahun 2011 sebesar 259 dokumen rekam medis pasien rawat inap dan sampel penelitian adalah 25 % dari populasi yaitu sebanyak 65 dokumen rekam medis pasien rawat inap. Teknik pengambilan sampel dengan Quota Sampling. Analisis data menggunakan analisis diskriptif.

Hasil dan Pembahasan :Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode diagnosis utama pasien rawat inap yang akurat adalah sebesar 25 dokumen rekam medis (38%) dan kode diagnosis utama yang tidak akurat sebesar 40 dokumen rekam medis (62%). Kesalahan terbanyak yang menyebabkan ketidakakuratan kode diagnosis utama disebabkan kurang tepatnya coder dalam menentukan blok-blok kategori penyakit.

Simpulan dan Saran :Diharapkancoder lebih memperhatikan blok-blok kategori penyakit yang terdapat pada ICD-10 agar diperoleh kode yang tepat. Sebaiknya dalam mengode diagnosis penyakit coder menggunakan ICD-10 sebagai dasar pengodean agar didapatan kode yang akurat dan tepat dalam pemilihan digit keempat untuk menghindari kesalahan dalam pengodean. Dalam peningkatan kemampuan sumber daya manusia sebaiknya coder minimal memiliki pengetahuan tentang tata cara pengodean, apabila coder belum memiliki pengetahuan tentang tata cara pengodean maka dapat mengikuti pelatihan, seminar dan melanjutkan pendidikan tentang rekam medis.

 


Refbacks

  • There are currently no refbacks.