ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PPOK EKSASERBASI AKUT BERDASARKAN ICD-10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN TRIWULAN II TAHUN 2011
Abstract
ABSTRAK
PenyakitParuObstruktifKronik (PPOK)
merupakansalahsatudarikelompokpenyakittidakmenular yang
telahmenjadimasalahkesehatanmasyarakat di Indones ia. Data BadanKesehatanDunia (WHO),
menunjukkanbahwapadatahun 1990 PPOK menempatiurutan ke-6 sebagaipenyebabutamakematian
di dunia, sedangkanpadatahun 2002 telahmenempatiurutan ke-3
setelahpenyakitkardiovaskulerdankanker. Di RSUD Sragen, diketahui banyak diagnosis utama
PPOK yang ditulis tidak jelas oleh dokter sehingga mempengaruhi keakuratan kode diagnois.
Tujuanpenelitianuntukmengetahuikeakuratankodediagnosis PPOK eksaserbasiakutberdasarkan
ICD-10 padaDokumenRekamMedispasienrawatinap di RumahSakitUmum Daerah Sragentriwulan
II tahun 2011.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional
deskriptif.Rancanganpenelitiandenganpendekatanretrospektif.Metodologiobservasi,
denganpopulasikodediagnosis PPOK eksaserbasiakutpadaDokumenRekamMedispasienrawatinap
di RumahSakitUmum Daerah Sragentriwulan II tahun 2011denganpopulasisebanyak 59 dokumen.
Penelitianinimenggunakanpenelitianpopulasikarenapenelitiakanmengambilkeseluruhankasus
PPOK EksaserbasiAkutuntukdijadikansampel. Sehinggapenelitianinimenggunakansampeljenuh.
Hasilanalisiskeakuratankodediagnosis PPOK eksaserbasiakutdari 59
dokumenrekammedispasienrawatinapterdapat 58 kode (98%) kode diagnosis yang akuratdankode
diagnosis yang tidakakuratsebesar 1 kode (2%). Faktorketidakakuratankode diagnosis PPOK
eksaserbasiakutdikarenakankesalahanreseleksikondisiutama (MB1-MB5).
Disarankanpetugaskodingmelakukanrevisipadabukubantu yang sesuaidengan ICD-10 dan
melakukan reseleksi kondisi utama agar kode diagnosis yang dihasilkan akurat.
Kata kunci :AkurasiKode Diagnosis, PPOK EksaserbasiAkut, PasienRawatInap
Kepustakaan : 11 (2001-2010)
PenyakitParuObstruktifKronik (PPOK)
merupakansalahsatudarikelompokpenyakittidakmenular yang
telahmenjadimasalahkesehatanmasyarakat di Indones ia. Data BadanKesehatanDunia (WHO),
menunjukkanbahwapadatahun 1990 PPOK menempatiurutan ke-6 sebagaipenyebabutamakematian
di dunia, sedangkanpadatahun 2002 telahmenempatiurutan ke-3
setelahpenyakitkardiovaskulerdankanker. Di RSUD Sragen, diketahui banyak diagnosis utama
PPOK yang ditulis tidak jelas oleh dokter sehingga mempengaruhi keakuratan kode diagnois.
Tujuanpenelitianuntukmengetahuikeakuratankodediagnosis PPOK eksaserbasiakutberdasarkan
ICD-10 padaDokumenRekamMedispasienrawatinap di RumahSakitUmum Daerah Sragentriwulan
II tahun 2011.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional
deskriptif.Rancanganpenelitiandenganpendekatanretrospektif.Metodologiobservasi,
denganpopulasikodediagnosis PPOK eksaserbasiakutpadaDokumenRekamMedispasienrawatinap
di RumahSakitUmum Daerah Sragentriwulan II tahun 2011denganpopulasisebanyak 59 dokumen.
Penelitianinimenggunakanpenelitianpopulasikarenapenelitiakanmengambilkeseluruhankasus
PPOK EksaserbasiAkutuntukdijadikansampel. Sehinggapenelitianinimenggunakansampeljenuh.
Hasilanalisiskeakuratankodediagnosis PPOK eksaserbasiakutdari 59
dokumenrekammedispasienrawatinapterdapat 58 kode (98%) kode diagnosis yang akuratdankode
diagnosis yang tidakakuratsebesar 1 kode (2%). Faktorketidakakuratankode diagnosis PPOK
eksaserbasiakutdikarenakankesalahanreseleksikondisiutama (MB1-MB5).
Disarankanpetugaskodingmelakukanrevisipadabukubantu yang sesuaidengan ICD-10 dan
melakukan reseleksi kondisi utama agar kode diagnosis yang dihasilkan akurat.
Kata kunci :AkurasiKode Diagnosis, PPOK EksaserbasiAkut, PasienRawatInap
Kepustakaan : 11 (2001-2010)
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.