ANALISIS KEJADIAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK USIA BAWAH LIMA TAHUN DENGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI NON EKSKLUSIF DI POSYANDU BENINGREJO, TASIKMADU, KARANGANYAR

Yeni Anggraini, Fitria Hayu Palupi

Abstract


ABSTRACT

          All this time, early detection of Iron Deficiency Anemia (ADF) has not been done. Though anemia that occurs in children under five years will affect their health, cognitive and physical development (Zuffo, et al, 2016). As the effort to reduce the rate of ADF in infants, UNICEF and WHO recommend that infants should only be given breastmilk for at least the first six months of life. The breastfed infant are less likely to have ADF. Reaching 50% iron derived from breast milk is easier to be absorbed by digestion, com­pa­red to 4% of infant formula (Demallof, et al, 2014). The purpose of this study was to analyze the preva­le­n­­ce of ADF in children under five years with a history of non exclusive breastfeeding in Posyandu Be­ni­ngrejo, Tasikmadu, Karanganyar. The methodused in this research was observational descriptive with re­tros­pective cohort study. The research was conducted at Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Kara­nga­­nyar. The samples in this research were children under five years with a history of non exclusive bre­ast­feeding who came to Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar along January 2018, the sam­p­l­ing applied was Purposive Sampling. The instrument used in this research was hemoglobin tes strip. The research found that the incidence of ADF in children under five years with a history of non exclusive bre­ast­­feedinga at Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar reached 16 respondents (44%). Accor­ding to the the results of Hb measurement of 36 respondents researcher can conclude that respondents (56%) who did not have anemia and 16 respondents (44%) had anemia.

 

Keywords: children under five years, non exclusive breastfeeding history, iron deficiency anemia

 

ABSTRAK

           Selama ini, upaya deteksi dini Anemia Defisiensi Besi (ADF) pada balita belum dilakukan. Padahal anemia yang terjadi pada masa balita akan mempengaruhi kesehatan, perkembangan kognitif dan fisik anak (Zuffo, et al, 2016). Sebagai upaya untuk menurunkan angka ADF pada balita, UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi ASI selama paling sedikit enam bulan (Kemenkes RI, 2013). Balita yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil untuk mengalami ADF. Hal ini kare­na zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap oleh pencernaan, mencapai 50 %, dibandingkan ha­nya 4 % pada susu formula (Demallof, et al, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian ADF pada anak balita dengan riwayat pemberian ASI non eksklusif di Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational deskriptif dengan pende­katan kohort retrospektif. Penelitian dilakukan di posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanga­nyar. Sam­pel dalam penelitian ini adalah balita dengan riwayat pemberian ASI non Eksklusif yang datang di Posyandu Beningrejo, Tasikmadu, Karanganyar pada bulan Januari 2018 yang dijadikan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hemoglobin tes strip. Hasil penelitian menun­jukkan bahwa angka kejadian ADF pada balita dengan riwayat pemberian ASI non Eksklusif di posyandu Beningrejo, Tasik­ma­du, Kara­nga­nyar mencapai 16 responden (44 %). Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil peme­rik­sa­an Hb adalah dari 36 responden ada 20 balita  (56 %) yang tidak mengalami anemia, akan tetapi ba­lita yang mengalami anemia mencapai 16 responden (44 %).

 

Kata Kunci: balita, riwayat pemberian ASI non Eksklusif, anemia defisiensi besi



DOI: https://doi.org/10.54877/maternal.v2i3.644

Refbacks

  • There are currently no refbacks.